Sampel merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.dalam penelitian keperwatan, criteria sempel meliputi
criteria inklusi dan criteria eksklusi,dimana criteria tersebut menentukan
dapat tidaknya sampel tersebut digunakan.
Criteria inklusi merupakan criteria dimana subjek
penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syrat sebagai sampel.pertimbangan
ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan criteria inklusi (nursalam, 2003).
Criteria eksklusi merupakan criteria dimana subjek
penelitian tidak dapat mewakili sempel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian yang penyebabnya antara lain adalah :
a. Adanya
hambatan etik
b. Menolak
menjadi responden
c. Terdapat
keaadaan yang tidak memumngkinkan untuk dilakukan penelitian.
d. Terdapat
keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interprestasi hasil
penelitian.
Penetapan criteria sempel (inklusi dan eksklusi)
diperlukan dalam upaya untuk mengendalikan variable penelitian yang tidak
diteliti, tetapi memiliki pengaruh terhadap variable independent. dengan
keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka tidak mungkin peneliti meneliti keseluruhan
individu atau objek dalam populasi, untuk itu maka dilakukan pengambilan
sampel. sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang diambil untuk
diketahui karakteristiknya. untuk tujuan generalisasi atau penarikan kesimpulan
mengenai populasi,maka sempel yang diambil harus dapat mewakili (representatip)
populasi.suatu sempel dikatakan representatip apabila memenuhi criteria :
digunakan asas probabilitas (random sampling), besar sempel cukup,ciri – cirri
populasi terwakili,dan variasi antar unit populasi dibuat sekecil mungkin.
Berikut ini adalah hal hal yang harus dipertimbangkan
ketika peneliti akan menentukan sempel penelitian :
1. probabilitas
asas ini
mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat
melalui pengujian statistic berdasrkan data sempel,selalu mengandung resiko
salah atau ketidakpastian.besar resiko salah atau ketidak pastian dari hasil
pengujian statistic dinyatakan secara probabilitas.
2. Standar
eror
Secara teoritis
apabila ditarik sempel dengan besar tertentu dari populasinya,maka akan
didapatkan banyak kemungkina sempel. masing – masing sempel akan mempunyai
perhitungan yang saling berbeda besarnya.bila perhitungan yang berbeda besarnya
mendekati atau sama dengan para meter.simpangan baku (standar deviation) dan
distribusi kemungkinan statistic yang diperoleh dari masing masing sempel
disebut sebagai standar eror (kesalahan baku)
3. Ditribusi
teoritis
Dalam penentuan
besar sempel,secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sempel yang masing
masing mempunyai perhitungan berbeda.perhitunganya dua nilai rata rata,
perbedaan dua porposi, atau nilai nilai statistic yang lain. Statistik yang
bervariasi dari sempel kesempel,secara teoritis akan membentuk suatu distribusi
yang dikenal dengan distribusi teoritis.
Distribusi
normal,namun distribusi teoritis mungkin saja normal.distribusi teoritis
semakin mendekati normal dengan semakin banyak sempel.distribusi normal
merupakan distribusi yang penting dalam analis statistic inferesial.pengujian
statistic yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga analisis
statistic parametric.
Dalam menentukan
besar sempel,terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah
: jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian,jumlah populasi atau
sempel, teknik sampling, jenis ( skala pengukuran ) data ( variable dependen )
tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.
Desaign penelitian yang
dipilih dalam penelitian akan menentukan perlu tidaknya penggunaan metode
sampling.hal ini berkaitan dengan perlu tidaknya digunakan perumus untuk
menentukan besar sempel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar