Kamis, 17 Januari 2013

Menetukan Sampel


     
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.dalam penelitian keperwatan, criteria sempel meliputi criteria inklusi dan criteria eksklusi,dimana criteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel tersebut digunakan.
Criteria inklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syrat sebagai sampel.pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan criteria inklusi (nursalam, 2003).
Criteria eksklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sempel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain adalah :
a.       Adanya hambatan etik
b.      Menolak menjadi responden
c.       Terdapat keaadaan yang tidak memumngkinkan untuk dilakukan penelitian.
d.      Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interprestasi hasil penelitian.
Penetapan criteria sempel (inklusi dan eksklusi) diperlukan dalam upaya untuk mengendalikan variable penelitian yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh terhadap variable independent. dengan keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka tidak mungkin peneliti meneliti keseluruhan individu atau objek dalam populasi, untuk itu maka dilakukan pengambilan sampel. sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya. untuk tujuan generalisasi atau penarikan kesimpulan mengenai populasi,maka sempel yang diambil harus dapat mewakili (representatip) populasi.suatu sempel dikatakan representatip apabila memenuhi criteria : digunakan asas probabilitas (random sampling), besar sempel cukup,ciri – cirri populasi terwakili,dan variasi antar unit populasi dibuat sekecil mungkin.
Berikut ini adalah hal hal yang harus dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan sempel penelitian :
1.      probabilitas
asas ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat melalui pengujian statistic berdasrkan data sempel,selalu mengandung resiko salah atau ketidakpastian.besar resiko salah atau ketidak pastian dari hasil pengujian statistic dinyatakan secara probabilitas.
2.      Standar eror
Secara teoritis apabila ditarik sempel dengan besar tertentu dari populasinya,maka akan didapatkan banyak kemungkina sempel. masing – masing sempel akan mempunyai perhitungan yang saling berbeda besarnya.bila perhitungan yang berbeda besarnya mendekati atau sama dengan para meter.simpangan baku (standar deviation) dan distribusi kemungkinan statistic yang diperoleh dari masing masing sempel disebut sebagai standar eror (kesalahan baku)
3.      Ditribusi teoritis
Dalam penentuan besar sempel,secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sempel yang masing masing mempunyai perhitungan berbeda.perhitunganya dua nilai rata rata, perbedaan dua porposi, atau nilai nilai statistic yang lain. Statistik yang bervariasi dari sempel kesempel,secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal dengan distribusi teoritis.
Distribusi normal,namun distribusi teoritis mungkin saja normal.distribusi teoritis semakin mendekati normal dengan semakin banyak sempel.distribusi normal merupakan distribusi yang penting dalam analis statistic inferesial.pengujian statistic yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga analisis statistic parametric.
Dalam menentukan besar sempel,terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah : jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian,jumlah populasi atau sempel, teknik sampling, jenis ( skala pengukuran ) data ( variable dependen ) tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.
Desaign penelitian yang dipilih dalam penelitian akan menentukan perlu tidaknya penggunaan metode sampling.hal ini berkaitan dengan perlu tidaknya digunakan perumus untuk menentukan besar sempel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar