Kamis, 17 Januari 2013

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAYI


Masa bayi berlangsung satu tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat  tidak berdaya.
      Masa bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehidupan. Masa bayi ini memilikiciri-ciri perkembangan fisik, inteligensi, emosi, bahasa, bermain, pengertian, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. Uraian lebih lanjut sebagai beriku :
a)Perkembangan Inteligensi
            Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam tingkah lakunya, misalnya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi, dan koordinasi. Sedangkan anak yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku, dan kurang terkoordinasi. Anak yang cerdas cepat pula perkembangan bahasanya.
            Perkembangan kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan, anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan. Dalam perkembangan bahasa (berbicara), anak yang cerdas mulai berbicara pada usia 16 bulan, moron 34 bulan, dan idiot 51 bulan.

b)      Perkembangan Emosi
a.       Usia ,0-8 minggu
b.      Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah.
c.       Usia 8 minggu-1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila melihat mainan yang digantungkan di depan matanya, atau melihat orang yang telah dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi, atau orang asing (menangis apabila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya). Pada fase ini perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang dan tidak senang jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, marah, jengkel, terkejut, dan takut.
c)      Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk pra bahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau orang dewasa, isyarat dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik suoaya dapat meniru kata-kata yang baik.
Mengenai pentahapan perkembangan ini, William Stern dan Clara Stern (Abu Ahmadi, 1977) dalam Die Kindersprach (bahasa kanak-kanak) mengemukakan sebagai berikut.
a.       Masa permulaaan, stadium purwoko (6-12 bulan). Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan alat-alat suara kerongkongan, mulut, dan bibir. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.
b.      Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan). Pada masa ini anak sudah bisa mengucapkan kata, misalnya mama, papa, dan mamam. Sepatah kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap.
c.       Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan). Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama, sehingga disebut Stadium nama. Disamping nama benda dan orang, juga nama-nama perbuatan yang disaksikan.
d)     Perkembangan Bermain
Pada masa anak mencapai usia 3 bulan, penguasaan tangannya telah sedemikian berkembang sehingga memungkinkan dia dapat bermain dengan boneka, atau yang lainnya. Pada masa ini juga, anak merasakan kegembiraannya atau kesenangannya dengan membalikkan badannya dari satu sisi ke sisi lainnya, menendang-nendang, dan memperhatikan gerakan-gerakan tangannya. Pada usia tahun kedua, permainannya sudah mulai teratur dan boneka dipakai untuk berbagai macam kegiatan permainan. Ciri khas pada masa ini adalah permainannya banyak melibatkan kegiatan-kegiatanberjalan, melemparkan dan memungut kembali benda-benda, dan memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari tempatnya.
e)      Perkembangan Pengertian
Bayi memulai hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada di lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya melalui kematangan dan belajar. Pada awal tahun pertama, tingkah laku bayi menunjukkan bahwa ia menafsirkan hal-hal yang baru berdasarkan yang lama. Setelah mencapai usia dua tahun, ia telah mampu membuat kesimpulan sederhana berdasarkan pengalaman-pengalaman serupa yang dilihat ada hubungannya. Pengertian pertama bagi bayi tentang objek diperoleh melalui penjelasan sensorinya (pengindraannya) melihat, meraba, mencium, dan mengecap.
f)       Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti bahwa anak memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan ditujukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia adalah raja atau ratu kecil yang hanya memerintah dunia sekitarnya.
Sikap egosentris ini mempengaruhi sikap sosialnya, seperti semua orang harus melayani dirinya, semua orang harus tunduk pada kehendaknya, dan segala sesuatu yang dikehendakinya harus ada dan harus dipenuhinya.
Sikap-sikap yang tanpaknya tidak baik ini merupakan keadaan yang normal atau wajar bagi perkembangan usia bayi karena masa ini masih sangat dikuasai nalurinya (bersifat impulsif), dan kemampuan berpikirnya belum ckup berkembang. 
g)      Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik atau tidak baik. Pada masa ini tingkah laku anak hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang menyakitkan.
h)      Perkembangan Kesadaran Beragama
Anak pada usia ini sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan ini sangat memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan pada masa ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan periode selanjutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi, emosi dan bahasa anak maka untuk membantu perkembangan kesadaran beragamanya.(Menurut Arnold Gessel)
i)        Perkembangan Mental Pada Bayi
    Perkembangan mental yang baik bagi seorang bayi, sangatlah bergantung terhadap kondisi kesehatan dan gizi yang baik terhadap ibu di masa kehamilan sebelumnya, dan pada masa bayi, berikut pada masa anak pra sekolah selanjutnya. Di satu sisi peran serta orang tua dan lingkungan dalam menciptakan stimulus yang cukup, baik kualitas dan kuantitas juga merupakan hal penting yang tidak jarang disepelekan begitu saja. Tak heranlah, orang tua dalam kelompok ini di lapangan masih ditemukan adanya suatu gangguan perkembangan pada anaknya (balita).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar