Masa bayi
berlangsung satu tahun pertama
setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering
dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan
untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan
sangat tidak berdaya.
Masa bayi dimulai sejak berakhirnya
masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehidupan. Masa bayi ini
memilikiciri-ciri perkembangan fisik, inteligensi, emosi, bahasa, bermain,
pengertian, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. Uraian lebih lanjut
sebagai beriku :
a)Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun
pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam tingkah
lakunya, misalnya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak yang cerdas
menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi, dan koordinasi. Sedangkan anak
yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku, dan kurang terkoordinasi. Anak
yang cerdas cepat pula perkembangan bahasanya.
Perkembangan
kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan,
anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30
bulan. Dalam perkembangan bahasa (berbicara), anak yang cerdas mulai berbicara
pada usia 16 bulan, moron 34 bulan, dan idiot 51 bulan.
b)
Perkembangan Emosi
a.
Usia ,0-8 minggu
b.
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh
emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik),
dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah.
c.
Usia 8 minggu-1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah
mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila melihat mainan yang
digantungkan di depan matanya, atau melihat orang yang telah dikenalnya. Tidak
merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi, atau orang asing (menangis
apabila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya). Pada fase ini perasaan anak
mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang dan tidak
senang jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, marah,
jengkel, terkejut, dan takut.
c)
Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk
pra bahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni menangis,
mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan dasar
bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi sebagai
pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau orang dewasa, isyarat
dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses
meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik suoaya dapat
meniru kata-kata yang baik.
Mengenai pentahapan
perkembangan ini, William Stern dan Clara Stern (Abu Ahmadi, 1977) dalam Die
Kindersprach (bahasa kanak-kanak) mengemukakan sebagai berikut.
a.
Masa permulaaan, stadium purwoko
(6-12 bulan). Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan bermacam-macam
suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan alat-alat suara
kerongkongan, mulut, dan bibir. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa
suku kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.
b.
Masa pertama, stadium kalimat satu
kata (12-16 bulan). Pada masa ini anak sudah bisa mengucapkan kata, misalnya
mama, papa, dan mamam. Sepatah kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat
tidak lengkap.
c.
Masa kedua, stadium nama (16-24
bulan). Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau
benda mempunyai nama, sehingga disebut Stadium nama. Disamping nama benda dan
orang, juga nama-nama perbuatan yang disaksikan.
d)
Perkembangan Bermain
Pada masa anak
mencapai usia 3 bulan, penguasaan tangannya telah sedemikian berkembang
sehingga memungkinkan dia dapat bermain dengan boneka, atau yang lainnya. Pada
masa ini juga, anak merasakan kegembiraannya atau kesenangannya dengan
membalikkan badannya dari satu sisi ke sisi lainnya, menendang-nendang, dan
memperhatikan gerakan-gerakan tangannya. Pada usia tahun kedua, permainannya
sudah mulai teratur dan boneka dipakai untuk berbagai macam kegiatan permainan.
Ciri khas pada masa ini adalah permainannya banyak melibatkan
kegiatan-kegiatanberjalan, melemparkan dan memungut kembali benda-benda, dan
memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari tempatnya.
e)
Perkembangan Pengertian
Bayi memulai
hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada di
lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya melalui
kematangan dan belajar. Pada awal tahun pertama, tingkah laku bayi menunjukkan
bahwa ia menafsirkan hal-hal yang baru berdasarkan yang lama. Setelah mencapai
usia dua tahun, ia telah mampu membuat kesimpulan sederhana berdasarkan
pengalaman-pengalaman serupa yang dilihat ada hubungannya. Pengertian pertama
bagi bayi tentang objek diperoleh melalui penjelasan sensorinya
(pengindraannya) melihat, meraba, mencium, dan mengecap.
f)
Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini
masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti bahwa anak
memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan ditujukan
untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri,
tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia adalah raja atau ratu kecil yang
hanya memerintah dunia sekitarnya.
Sikap
egosentris ini mempengaruhi sikap sosialnya, seperti semua orang harus melayani
dirinya, semua orang harus tunduk pada kehendaknya, dan segala sesuatu yang
dikehendakinya harus ada dan harus dipenuhinya.
Sikap-sikap yang
tanpaknya tidak baik ini merupakan keadaan yang normal atau wajar bagi
perkembangan usia bayi karena masa ini masih sangat dikuasai nalurinya
(bersifat impulsif), dan kemampuan berpikirnya belum ckup berkembang.
g)
Perkembangan Moral
Seorang anak
yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik atau tidak
baik. Pada masa ini tingkah laku anak hampir semuanya didominasi oleh dorongan
naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai
tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Pada masa ini, anak cenderung suka
mengulangi perbuatan yang menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang
menyakitkan.
h)
Perkembangan Kesadaran Beragama
Anak pada usia ini sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan ini sangat
memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan pada masa
ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan periode
selanjutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi, emosi dan bahasa anak maka
untuk membantu perkembangan kesadaran beragamanya.(Menurut Arnold Gessel)
i)
Perkembangan Mental Pada Bayi
Perkembangan mental yang baik bagi seorang bayi, sangatlah bergantung terhadap kondisi
kesehatan dan gizi yang baik terhadap ibu di masa kehamilan sebelumnya, dan
pada masa bayi, berikut pada masa anak pra sekolah selanjutnya. Di satu sisi
peran serta orang tua dan lingkungan dalam menciptakan stimulus yang cukup,
baik kualitas dan kuantitas juga merupakan hal penting yang tidak jarang
disepelekan begitu saja. Tak heranlah, orang tua dalam kelompok ini di lapangan
masih ditemukan adanya suatu gangguan perkembangan pada anaknya (balita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar