Rabu, 10 Oktober 2012

ASKEP KELUARGA DGN HIPERTENSI


FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian Tanggal     : 02 - Juli- 2012
       I.            Data Umum                           
1.      Nama KK                                : Ny. S
2.      Usia                                         : 60 Tahun
3.      Pendidikan                              : SD
4.      Perkerjaan                               : Ibu rumah tangga
5.      Alamat                                                : Gg. Hj. Pentil 2, Rt 05 Rw 07 No 79
6.      Komposisi anggota keluarga   :
No
Nama (Inisial)
Jenis Kelamin
Hubungan dg KK
TTL/ Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Ny. S
Perempuan
Ibu
55 tahun

IRT
2.
An. A
Laki-laki
Anak
32 tahun
SMA
Karyawan
3.
An. A
Laki-laki
Anak
29 tahun
SMA
Karyawan

Genogram
            Terlampir
7.      Tipe keluarga
Keluaga Ny. S memiliki kelurga dengan tipe keluarga  single parent adalah keluarga satu orang tua sebagai akibat penceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
8.      Suku
Ny. S berasal dari suku jawa, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia  dan bahasa jawa. Keyakinan keluarga Ny.S adalah apabila Ny.S atau salah satu anggota keluarganya ada yang sakit maka harus minum obat warung dan bila tidak kunjung sembuh baru pergi ke puskesmas.
9.      Agama
Semua anggota keluarga Ny. S menganut agama islam dan taat beribadah dan menjalankan perinah Tuhan YME. Ny. S hanya sholat dirumah saja karena kondisinya yang sudah lansia dan jarak masjid yang cukup jauh.

10.  Status Sosial ekonomi keluarga
Ny. S memiliki dua kontrakan yang sebulanya dikenakan biaya Rp 350.000 dari satu kontrakan. Hasil dari kontrakanya sebulan Rp 700.000,  An. A dan An.A memberikan uang perbulan Rp. 300.000. Sedangkan anak-anaknya yang lainnya sudah berumah tangga jarang memberikan uang ke Ny. S karena untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya saja kurang.
11.  Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. S jarang sekali melakukan rekreasi ketempat hiburan, rekreasi hanya berkumpul dengan cucu-cucunya dan mengobrol dengan tetangga.
    II.            Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
12.  Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
a.       Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
b.      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
c.       Memasukkan anggota keluarga yang baru yang didapat melalui pernikahan anak-anak
d.      Menyesuaikan kembali hubungan pernikahan
e.       Melanjutkan keharmonisan pernikahan
f.       Merencanakan kegiatan yang akan datang
g.      Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
h.      Tetap menjaga komunikasi
i.        Membantu orang tua lanjut usia
13.  Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi kebutuhan perkembangan individu.
14.  Riwayat keluarga inti
Ny. S mengatakan tidak punya penyakit keturunan. Ny.S dan suaminya asli dari solo, ketika anak-anaknya banyak yang merantau dan pindah ke tanggerang. Akhirnya Ny. S pun pindah ke tanggerang. Dan anak terakhirnya An. A memiliki penyakit epilepsy sejak kecil.
15.  Riwayat keluarga sebelumnya
Ketika suami dan Ny. S baru menikah mereka tinggal disolo dirumah. Riwayat orang tua dan pihak suami/istri tidk memiliki kebiasaan kawin cerai, pemabuk, ataupun berjudi.Serta tidak memiliki penyakit yang menular. Hanya saja suami Ny. S telah meninggal dunia  pada usia 65 tahun. Dan anak terakhirnya An. A memiliki penyakit epilepsy sejak kecil.

 III.            Lingkungan
16.  Karakteristik rumah
Luas tanah rumah Ny. S 4 X 9 meter berserta luang bangunan tipe rumah tembok dan bilik bambu. Hanya terdiri dari 5 ruangan, ruangan depan untuk ruang TV untuk bersama, dua kamar tidur, satu ruang makan ,dan ruangan samping untuk dapur juga kamar mandi. Lantai rumah tampak bersih, hal ini terlihat tidak ada kotoran pada lantai dan Ny.S membersihkan rumah setiap pagi. Lantai rumah terbuat dari semen dengan kramik, dan tidak berkramik pada bagian samping yaitu ruang dapur dan toilet lantai tampak licin. Jendela  ada pada bagian ruang tamu dan kamar bagian depan rumah Ny. S cahaya matahari yang masuk ke rumah Ny.S cukup, di himpit oleh rumah tetangganya dikiri dan kanan. Depen rumah ada jalan yang hanya dapat dilalui oleh motor lalu rumah tenangganya. Terdapat taman kecil di depan teras rumah Ny.S yang belum tertata rapih.

Denah Rumah Ny.S
Luas rumah: 4x 9 meter   
  
tetangga
 
tetangga
 
 

                              1           2                           3
                         
                                               
 

                              4          5                                        6
Right Arrow: JALANAN
TETANGGA
 
 









Keterangan :
1.      Toilet
2.      R. Makan
3.      R. Kamar
4.      R.. dapur
5.      R. Kamar
6.      R. Tamu.

17.  Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari beragam macam suku yang berbeda, tetapi hubungan antar tetangga cukup baik, keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu siang dan sore hari. Dan ada beberapa tetangga yang rumahnya dekat dengan Ny.S memiliki penyakit hipertensi juga. 

18.  Mobilitas geografis keluarga
Sejak suami dan Ny. S menikah, mereka tinggal di Solo. Lalu ketika suaminya meninggal Ny. S pindah ke tangerang bersama anak-anaknya yang sudah dewasa.

19.  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Setiap hari, namun biasanya pada malam hari. Ny. S berkumpul dengan keluarganya, selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga Ny. S juga berinteraksi sangat baik dengan masyarakat disekitar

20.  Sistem pendukung keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian, semua anggota keluarga Ny. S dalam keadaan sehat.  Anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga Ny. S memiliki sarana MCK, dan sumber air bersih.

 IV.            Sturuktur Keluarga
21.  Pola komunikasi keluarga:
Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Indonesia. Pola komunikasi yang digunakan adalah pola lomunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah, mereka selalu membicarakanya bersama. Komunikasi antar keluarga setiap hari, walaupun anak-anaknya berkerja, ia masih sempat meluangakan waktu istirahatnya pada malam hari untuk berkumpul. Jika ada yang tidak sesuai, anggota keluarga menyamapaikan secara terbuka.

22.  Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah Ny.S namun sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu mendiskusikanya kepada anak-anaknya karena sudah dewasa.

23.  Struktur peran
Peran Ny. S adalah seorang Ibu berperan sebagai pengatur rumah tangga, seperti memasak dan mengatur keuangan keluarga. Anak pertama sampai anak ke empat sudah berumah tangga, sehingga mereka sibuk dengan peran menjadi orangtua. Sedangkan anaknyya yang kelima dan keenam bekerja sebagai karyawan.

24.  Nilai dan norma keluarga
Saling menghormati antara keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga satu dengan yang lainya dan menghormati yang lebih tua. Nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai agama yang dianutnya (islam), tidak terlihat adanya konflik dalam nilai, dan tidak ada kebiasaan budaya yang dilakukan keluarga dalam menggunakan nilai yang mempengaruhi kesehatan keluarga.

    V.            Fungsi Keluarga
25.  Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Ny. S  saling menyanyangi dan memberikan perhatian satu sama lain. Keluarga Ny. S selalu memberikan dukungan apa yang dilakukan oleh anggota keluarganya dan diterapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan.

26.  Fungsi Sosialisasi
Interaksi anggota keluarga terjalin dengan baik, masing-masing pasangan saling menghormati dan menerapakan sopan santun dalam berperilaku, Ny. S  menekankan perlunya berinteraksi dengan orang lain.

27.  Fungsi Keperawatan Kesehatan
a.    Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga sebenarnya sudah mengetahui tentang kondisi Ny.S yang mengalami hipertensi dan kondisi An. A yang epilepsy.  Setelah Ny. S periksa ke puskesmas diketehui tekenan darahnya 170/110 mmHg dan kondisi An. A yang jarang kumat.
b.    Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
Keluarga cukup peka terhadap anggota keluarganya yang sakit, namun terkadang masalh kesehatan itu dianggap sepele. Jika ada yang sakit diantara keluarga, keluarga hanya memberi obat di warung, namun keluarga tetap berusaha mencari pengobatan ke puskesmas jika penyakit yang di derita keluarga tidak sembuh-sembuh.  
c.    Kemampuan keluarga melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga mengenai penyakit terbatas, jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekitarnya belum terlalu parah biasanya keluarga cukup menganjurkan untuk beristirahat dan biasanya membeli atau menyediakan obat-obatan yang dibeli diwarung. 
d.   Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga menyadari bahwa dengan rumah yang bersih akan membuat keluarga sehat, keluarga juaga menyadari lingkungan yang padat akan mempengaruhi kesehatan.
e.    Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan di masyarakat.
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas yang ada di sekitar rumahnya. Fasilitas yang terjangkau oleh keluarga seperti puskesmas karena jaraknya yang dekat dari rumah.

28.  Fungsi Reproduksi
Ny. S sudah masuk dalam tahap menopause

29.  Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. S mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari hasil kontrakan dan penghasilan An. A dan An.A.



 VI.            Stress dan Koping Keluarga
30.  Stresor Jangka Pendek
Kebutuhan hidup yang terus meningkat dan harga bahan pokok yang mahal. Klien mengatakan makan seadanya saja, seperti hanya dengan tahu atau tempe dan sayuran.

31.  Stresor Jangka Panjang
Ny. S mengatakan takut terjadi penyakit yang tiba-tiba menyerang keluarganya.

32.  Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi, keluarga hanya beusaha membicarakan masalah dan saling memberikan nasehat.

33.  Strategi Koping yang di Gunakan
Jika ada masalah dalam keluarga Ny. S menyelesaikanya dengan berdiskusi dengan anak-anaknya.

34.  Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian dalam keluarga Ny.S tidak pernah menggunkan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

35.  Harapa keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan, tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat miskin dengan yang kaya.
36.  Pemeriksaan fisik
No
Komponen
Ny.S
An. A
An. A
1.
Kepala
Rambut pendek, lurus, bersih tidak ada kelainan.
Rambut hitam, pendek, lurus, tidak ada kerontokan, tidak ada ketombe, bersih tidak ada luka.
Rambut hitam, pendek lurus, tidak ada kerontokan, ada ketombe, kotor, tidak ada luka
2.
Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
3.
Telinga
Bersih, tidak ada serumen dan tidak ada luka.
Bersih, tidak ada serumen dan tidak ada luka.
Bersih, tidak ada serumen dan tidak ada luka.
4.
Hidung
Bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan.
Bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan.
Bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan.
5.
Mulut
Stomatitis tidak ada, terlihat bersih karang gigi tidak ada.
Stomatitis tidak ada, terlihat bersih karang gigi tidak ada.
Stomatitis tidak ada, terlihat bersih, karang gigi tidak ada.
6.
Leher dan tenggorokkan.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
7.
Dada dan paru
Pergerakkan dada simetris, vesikuler, sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Pergerakkan dada simetris, vesikuler, sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Pergerakkan dada simetris, vesikuler, sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
8.
Jantung
BJ I dan II murni
BJ I dan II murni
BJ I dan II murni
9.
Abdomen
BU: 12x/mnt, datar, tidak ada nyeri tekan, tumor.
Tidak ada kelainan, pergerakkan bebas, tidak ada cidera.
BU: 12x/mnt, datar, tidak ada nyeri tekan, tumor.
Tidak ada kelainan, pergerakkan bebas, tidak ada cidera.
BU: 12x/mnt, datar, tidak ada nyeri tekan, tumor.
Tidak ada kelainan, pergerakkan bebas, tidak ada cidera.
10.
Kulit
Bersih,tidak  ada bekas luka kulit, tidak ada jamur, tidak ada tanda infeksi, turgor kulit baik
Bersih, ada bekas luka kulit, tidak ada jamur, tidak ada tanda infeksi, turgor kulit baik
Bersih, tidak ada bekas luka kulit, tidak ada jamur, tidak ada tanda infeksi, turgor kulit baik
11.
Kuku
Pendek dan bersih
Pendek dan bersih
Pendek dan bersih
12.
BB
48 kg
55 kg
50 kg
13.
TB
150cm
155cm
153 cm
14.
Tanda vital
TD: 170/110 mmHg, Nadi: 96x/mnt Suhu: 36C RR:18x/mnt.
TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80x/mnt Suhu: 37,40 C RR: 18x/mnt.
TD: 120/80mmHg, Nadi: 80x/mnt Suhu: 37,40 C RR:18x/mnt
15.
Kesimpulan
Saat dikaji ternyata Ny.S mempunyai hipertensi.
Saat dikaji An. A dalam keadaan sehat.
Saat dikaji An. A dalam keadaan sehat.















ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Data subjektif:
·         Klien mengatakan belum tahu tanda dan gejala hipertensi
·         Klien mengatakan belum tahu cara pencegahan hipertensi
·         Klien mengatakan belum tahu bagaimana mengubah pola hidup
·         Klien mengatakan sudah lama tidak pernah mengecek tekanan darah.
·         Klien mengatakan pernah tekanan darahnya mencapai 200/ 140 mmHg tiga bulan yang lalu
·         Klien mengatakan merasa letih
·         Klien menyatakan merasa lemah
·         Mengatakan pusing kalau bangun dari duduk
Data objektif:
·         Tekanan darah klien 170/110 mmHg.
·         Klien tampak pucat
·         Klien tampah lemah
·         Klien tampa letih
·         Klien tampak lesuh

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S
Gangguan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Ny.S , khususnya pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S
2.
Data subjektif:
·         Klien mengatakan jarang membersikan kamar mandi
·         Klien mengatakan melihat sudah tidak jelas
Data objektif:
·         Toilet tampak lembab
·         Toilet licin
·         Menggunaka obat Agens antihipertensi
·         Pencahayaan pada toilet yang redup
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan (toilet)
Resiko jatuh pada keluarga Ny. S, khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingungan di kamar mandi





















 SKORING

1.      Gangguan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Ny.S , khususnya pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S
No
Kriteria
Bobot
Nilai
Pembenaran
1.
Sifat masalah: aktual
1
3/3 x 1 = 1
Masalah adalah actual karena sudah terjadi pada Ny. S, tekanan darah Ny. S 170/100 mmHg dan mengeluh pegal-pegal pada punggung serta kepalanya pusing
2.
Kemungkinan masalah di ubah:
sebagian
2
½ x 2 = 1
Sumber daya keluarga ada, namun mengalami keterbatasan keuangan. Fasilitas kesehatan tersedia karena jarak puskesmas yang dekat.
3.
Pontensial untuk dicegah: cukup
1
2/3 x 1 = 2/3
Masalah belum berat tetapi sudah terjadi pada Ny.S . masalah ini dapat diatasi dengan penkes dan kolaborasi
4.
Menonjolnya masalah: masalah berat harus segera ditangani
1
2/2 x 1 =1
Ny. S sudah lama mengalami hipertensi, sehingga masalah tersebut harus diwaspadai

Jumlah

3 2/3












2.      Resiko jatuh pada keluarga Ny. S, khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingungan di kamar mandi
No
Kriteria
Bobot
Nilai
Pembenaran
1.
Sifat masalah: ancaman
1
2/3 x 1 = 2/3
Masalah adalah beresiko karena kondisi ruanga kamar mandi yang licin dan pencahayaan yg redup
2.
Kemungkinan masalah di ubah:
Sebagian
2
½ x 2 = 1
Sumber daya keluarga ada, akan tetapi kurang ada waktu luang untuk membersikan kamar mandi
3.
Pontensial untuk dicegah: cukup
1
2/3 x 1 = 2/3
Masalah belum berat karena dapat dicegah, keluarga membutuhkan pengetahuan dan kesadaran yang tinggi untuk mengubah prilaku hidup sehat.
4.
Menonjolnya masalah: ada tetapi tidak dirasakan
1
1/2 x 1 = ½
Keluarga kurang memperhatikan kebersian pada toilet

Jumlah

1 5/6


Diagnosis keperawatan prioritas
v  Gangguan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Ny.S , khususnya pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S










IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/Tanggal
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Jumat 6-07-2012
Gangguan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Ny.S , khususnya pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S
1.    Memberikan penjelasan tentang pengertian, penyebaba, tanda dan gejala, dampak, pencegahan dan pengobatan dari hipertensi.
2.    Menganjurkan pada klien untuk memperhatikan dan berusaha mengubah pola hidup sehat
3.    Menanyakan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak, pencegahan hipertensi
4.    Memberikan reinforcement positif.
S: klien mengatakan hipertensi merupakan tekanan darah yang abnormal apabila melebihi 140/90 mmHg. Keluarga Ny. S mengatakan tanda hipertensi adalah sakit kepala, Kelelahan, Mual, Muntah, Sesak napas, Gelisah dan Pandangan kabur.
O: keluarga Ny.S dan Ny. S tamapak memperhatikan, menyimak dari awal sampai akhir.
Klien mampu menjelaskan kembali penyebab dari hipertensi.
A: keluarga mampu mengidentifikasi penyakit pada Ny. S
Pp: lanjutkan Intervensi keperawatan pada kelurga dilanjutkan bagaimana cara memodifikasi lingkungan.
Pk: anjurkan klien untuk melakukan perawatan yang efektif dirumah.

2 komentar:

  1. Ga ada rencana keperawatan nya, mohon di perbaiki ya mba. Tapi secara keseluruhan udah bagus. Good Job!!

    BalasHapus
  2. terimakasih atas saran nya mas nursepreneur

    BalasHapus